mercredi 1 septembre 2010

SERPIHAN RASA KESAL

0


Aku memandang foto – foto lamaku dengan senyum. Terkadang, aku mendesah, kecewa. Terkadang aku terpingkal teringat akan kejadian konyol yang pernah kulalui dengan teman-temanku. Bertahun-tahun aku hidup didunia, sekian lama mengenal mereka, mengerti karakter mereka, dan menemukan mana yang benar-benar menjadi temanku atau “hanya” mengenalku saja. Itulah hidup. Terkadang, apa yang aku sebut sebagai “sahabat”, ternyata hanyalah sampah. Dan mana yang aku sebut sebagai teman, adalah orang yang slalu ada untukku disaat aku tidak menyadarinya. Karena pada saat itu, pandanganku hanya tertuju pada si “sampah” dengan lalat-lalat yang mengerubungi dirinya hati busuknya. Aku tertawa muak. Menangisi kenaifanku, tertawa pada mereka yang ada di sekitarku karena sesuatu. Aku tahu, mereka (mungkin) memang tidak terlalu menyukaiku karena sifatku yang cuek dan sangat tidak pedulian, atau aku tidak cocok bergaul dengan “kaum” mereka. Atau mungkin, karena itulah mereka memanfaatkanku karena aku tidak menyadari bahwa ada sebagian orang diluar sana yang senang mempermainkan dan menyakiti perasaan orang lain, hanya demi kepentingan mereka sendiri. Mestinya aku belajar dari kesalahanku,

they take me for granted, and that’s all.

Apakah aku membenci mereka? Sebagian dari hati kecilku mengingkarinya. Bukan mereka yang jahat, tapi akulah yang bodoh. Cukup sudah aku mengenal mereka, dan aku tidak ingin terlibat lebih jauh lagi. Im out, man! Kalian boleh berfikir apapun tentang diriku, bahwa aku tidak pantas berteman dengan kalian, dan yah, kalian memang sama sekali tidak layak menyandang kata “teman”. Aku heran pada mereka yang bisa berteman dengan kalian, dimana kalian memiliki “taktik” untuk teman-teman kalian sendiri. GOD! Aku mungkin membenci kalian, tapi aku tidak akan melakukan hal seperti yang pernah kalian lakukan. I wish! Aku memang pernah tersakiti, but im just fine. trust me, i neither need you, guys!

Terima kasih karena telah mengajarkanku banyak hal, teman! Terima kasih pada kalian yang mengajarkan aku agar lebih waspada pada sekitarku, terima kasih karena telah mengajarkan bahwa perbuatan kalian sama sekali tidak layak untuk ditiru, terima kasih karena telah mengajarkan bahwa menjadi teman yang lugu itu lebih baik daripada memiliki hati yang dengki. Terima kasih untuk mengajarkan aku menjadi lebih kuat lagi dalam menjalani hidupku dan mengejar cita-citaku. terima kasih atas tipu muslihat kalian yang membuat aku lebih cerdas lagi. terima kasih karena telah membuat hatiku kuat atas lemah dan mengajarkan aku banyak hal yang benar-benar membuatku lebih kuat lagi menapakkan kakiku dan melangkah mantap kedepannya.

Tipu muslihat kalian, ya Tuhan! Entah darimana kalian mempelajari semua itu! Aku berjanji aku tidak akan membiarkan anak-anakku menonton sinetron-sinetron dan film-film murahan dan tidak berbobot kelak. Entah bagaimana kalian bisa menjatuhkan teman kalian dengan cara yang licik, dan tidak dengan kemampuan kalian yang kompeten. Entah bagaimana kalian bisa mengakui hasil karya orang lain dengan muka bahagia. Entah bagaimana kalian bisa berteman dengan seseorang hanya disaat kalian membutuhkan orang itu dan membuangnya di saat yang lain, dimana orang tersebut benar-benar ada untuk kalian! Entah bagaimana kalian mencampakkan seorang teman hanya untuk dapat bergaul dengan “kaum” yang lebih “elit” padahal itu sebenarnya hanyalah kesemuan belaka. Mereka menganggap geng mereka terkenal, berkelas dan bonafid. Siapa bilang? Disaat lebih banyak orang yang tidak menyukai mereka sebagai biang rusuh, itu kah yang disebut dengan berkelas? Disaat mereka lebih banyak bolos daripada belajar, itukah yang dimaksud dengan bonafid?

Membicarakan barang-barang branded sebagai topik utama dan memandang sebelah mata padaku yang sama sekali tidak tertarik dengan topik pembicaraan mereka. Oh hey! Aku bukan korban merk! Fashion, it’s something that’s fit you in, suit you best, dan membuatku nyaman karenanya. Memaksakan diri untuk merogoh kocek lebih dalam hanya untuk barang-barang branded yang belum tentu cocok dengan diri kita = memalukan!

But well, its not me who decide. It is us. you with all your stupid damn mind, and me, with all my freedom to be what i really wanna be. being who iam, being my self, even u guys hating me for that reason, i believe it just a way u envy me for not being your self & just being what people want you guys to be.

Dan selamat datang pada dunia sandiwara kalian. Ucapkan juga salamku pada guru besar kalian yang mengajarkan kalian untuk menusuk teman kalian sendiri dari belakang.

Aloha!

TWILIGHT ON ME

0


Aku menatap langit yang bermuram durja. Mega mendung menahan sang bulan dari tatapanku. Aku meringis. Menatap samudra luas di hadapanku, dan berfikir, inilah saat yang tepat. Saat dimana aku harus mengakhiri perasaan itu dan membebaskan diriku sendiri dari rasa ketergantungan yang menyesakkan.

Aku kembali menghempaskan pandanganku pada samudra luas yang membentang luas di hadapanku. Kutarik nafasku, membulatkan tekad, merentangkan kedua tanganku, dan dengan niat, aku menyerahkan diriku padanya, pada ombak yang menari-nari menyambut kedatanganku, beriak melambai menarik tubuhku. Aku terhempas, berselimutkan ombak yang memainkan tubuhku, berputar, membiarkan tubuhku dimainkan oleh laut lepas. Semilir angin dingin menggerogoti tulang belulangku. Aku menyelam, terus kedalam lautan yang kelam. Sesak rasanya dada ini. Sakit rasanya hati ini. Dia telah pergi… mengosongkan hatiku dengan paksa. Aku terkesiap. Tertawa, sinis. Pelan-pelan aku merogoh sebuah kunci emas dari kantung celanaku. Kunci hatiku. Aku menyilangkan kedua tanganku didepan dada, tidak bergerak, membiarkan diriku meluncur jauh dalam kegelapan samudra. Dingin. Beku. Tak ada lagi yang tersisa.

Bahkan harapan pun sirna sudah.

Sakitnya hati ini, ingin rasanya aku mengeluarkannya sekarang juga, dan berubah menjadi sesosok manusia yang tidak berperasaan.

Meminta maaf tidak membuat rasa bersalah itu menghilang, dan memaafkan tidak juga membuat rasa sakit itu pergi...

Aku menatap lekat-lekat kunci hatiku yang berwarna emas mengkilat, bertaburkan berlian di ujungnya. Dengan kemantapan hati, aku membuangnya, jauh… jauh kedalam samudra, ditelan kegelapan yang mencekam, berselimutkan kebekuan yang melanda hati. Aku mentapnya pergi… meluncur bebas jauh dari dekapanku, semakin menghilang dari pandanganku, dan pada akhirnya, tinggalah kegelapan yang tersisa. Aku tersenyum, menghentakkan tubuhku, menatap cahaya samar kebiruan dari atas kepalaku. Aku bergerak keatas, dengan gerakan yang pasti, aku menari-nari mencari cahaya sang putri malam, yang dengan keajaibannya membuat aku terluka, merana, tersiksa kerinduan, terbelunggu hasrat yang terlupakan. Aku membuka mataku pelan-pelan. Kutatap lurus keatas, sang mega lelah sudah bermain dengan rembulan. Cahaya terang menerpaku, menyinari tubuhku dengan sinarnya. Aku tersenyum, mencoba untuk dapat meraih tepian. Kupanjat tebing terjal yang memusuhi lautan. Sisa-sisa kegelapan malam dan dinginnya samudra membayangi hatiku. Lengkap sudah. Tak akan ada yang dapat membuka hatiku untuk saat ini, hingga sang pangeran berhasil menemukan kunci emas bermata berlian berukir namaku di kegelapan sana. Dibelantara samudra yang menghitam dan mencekam, diantara dinginnya malam dan cahaya sang purnama.

Aku, BEBAS… akan kutunggu berakhirnya malam ini, dan bersiap untuk mengejar matahari. takkan sabar aku menunggu untuk dapat mengucapkan salam, "Selamat pagi dunia..."

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com