samedi 28 mars 2009

1ST W.E IN PORT D'HEYRES

0

aku memandangi wajahku dari balik cermin. kutatap kedua mataku yang bercahaya, namun tanpa semangat. kuambil sebuah pinsil eyeliner berwarna biru. kugariskan tepat di kedua kelopak mataku. warna biru terang menghiasi kedua kelopak mataku yang putih. kutatap lagi wajahku, aku mendesah. lalu kuambil pinsil eyeliner berwarna hitam untuk menggarisi kelopak mata bawahku. kurang puas, kupertebal garis mataku dengan pinsil berwarna hitam. kutatap lagi wajahku. aku tersenyum. kini kuambil eyeshadow berwarna pink dan ungu. kucampur kedua warna tersebut dan kuoleskan pada kedua kelopak mataku. Aku mendesah lagi. Cuaca dingin memuat kulit wajahku kering. dengan kesal aku menyapu pipiku dengan jemariku. Kuperhatikan wajahku lagi. sedikit perih di hidungku, karena keringnya kulitku. aku menggelengkan kepalaku. lalu, kuambil mascara dan kuoleskan pada bulu mataku yg lentik. sedikit sapuan pinsil alis untuk alisku yang terbentuk rapi, dan yang terakhir, kuoleskan lipstik warna pastel cerah dan sedikit sapuan lipgloss. tanpa bedak. dan yeah,, aku siap untuk berpesta!!!

aku tersenyum. aku mengganti bajuku dan segera mengambil kamera berwarna pink kesayanganku dari dalam kamar dengan tergesa. aku kembali berpose d depan kaca kamar mandi, dan segera bernarsis ria menikmati diriku sendiri. aku tersenyum puas melihat
hasil poto diriku sendiri. (hahahahha!! benar2 narsis!!) kadang kala, aku cemberut. lalu, aku menyetel kameraku agar cahaya lampu berlebih tidak merusak hasil gambar potoku. beberapa poto dengan indah tersimpan di dalam kameraku. aku tersenyum. sambil menunggu Audrey bersiap - siap, aku menyalakan laptopku. seperti biasa, aku mengutak atik Facebook dan mencari cari kuis ga penting yang kadang kala membuatku tertawa. Audrey keluar dari kamarnya, dan dia berkata, "t'est belle!" (kamu cantik) aku tersenyum. "merci!" (terima kasih) ucapku tanpa mengalihkan tatapanku dari layar komputer. kutatap Audrey yang tengah
berjalan menuju kulkas. kuamati tubuhnya yang mungil dan ramping. wanita ini baru berusia 28 tahun dan sudah memiliki 2 anak. aku sedikit iri padanya yang pintar menjaga tubuhnya. aku iri karena aku tidak pernah bisa mendapatkan tubuh sperti itu. mungkin karna faktor indeks tubuhku juga yang mempengaruhinya. sperti apapun usahaku, aku tidak akan pernah bisa langsing seperti itu. padahal kedua kakakku dan adik kecilku berbadan kecil. hanya aku sendiri saja yang "montok" (memperhalus kata "gendut", hahahaha...) dan bermuka bulat. semua bagian di wajahku sperti berlomba, hidung, bibir, dahi, dan juga pipiku. ppfffuuihhh... terkadang aku lelah jika orang2 membahas berat tubuhku. aku letih jika mereka membandingkan
diriku dengan saudari saudariku. aku muak jika akulah yang menjadi bahan sindiran ataupun bahan perbandingan. dari segi fisik, penampilan - cara berfikir maupun tingkat kecerdasan kami pun sangat berbeda, walaupun terlahir dari rahim ibu dan ayah yang sama. pandanganku kembali beralih ke layar komputer. aku membuka kotak emailku, berharap seseorang yang
kuharapkan membalas emailku. tapi, tidak. rupanya dia tetap membisu dan tidak peduli. mungkin dianggapnya aku ini anak kecil yang tidak perlu diperhatikan. bbooff... aku tidak peduli. "on y va!" (ayo kita pergi) ajak Audrey dan akupun mematikan laptopku. aku berlari kecil mencari sepatu boot berwarna coklat dari dalam lemari dan mengenakannya dengan setengah
terburu buru. Audrey memperhatikanku dengan matanya yang berwarna hijau kecoklatan. dia tersenyum padaku. dan tak lama, kami sudah berada di dalam mobil - bertiga dengan temannya. dua wanita di dalam mobil ini adalah penyanyi. mobil melaju menuju PONT D'HEYREs, dimana kami memutuskan untuk makan malam dan menghabiskan malam dengan menari. Sesampainya di Pont d'Heyres, kami mencari tempat yang nyaman untuk makan malam, dan kami memutuskan untuk makan malam di sebuah restoran yang tidak begitu banyak pengunjungnya. yea,, di pinggir pantai ini, aku memesan bebek panggang saus jamur. Sementara air liurku menetes melihat orang disebelah mejaku asik menyantap timbunan kerang di dalam panci dengan bersemangat. aku menatap layar di hadapanku. layar proyektor itu menampilkan pertandingan rugby antara Toulon dan Sou- apa namanya, aku lupa. itu merupakan pertandingan lokal rubgy Prancis. ah, aku teringat lagi padanya. teringat di suatu minggu kami berjalan menyusuri PAris mencari sebuah bar yang menampilkan pertandingan rugby. akhirnya kami menemukan sebuah bar yang ramai, dimana orang orang berseru dan bersorak mendukung tim Prancis melawan Ingris, kalau aku tidak salah. skor pada waktu itu 0-40, ya, 0 untuk Prancis dan 40 untuk tim lawan. aku tertawa. aku tidak begitu mengerti namun permainan ini benar benar membuatku tertawa. dimana orang - orang bersorak dan mendesah karna tim Prancis yang terlihat begitu payah, aku malah tertawa melihat kebodohan permainan ini. lelaki itu menatapku, dan berbisik, "kamu ada di Prancis, jadi kamu harus mendukung Prancis, ya!". aku hanya tersenyum dan mengangguk. "dasar orang PRancis sombong!" aku berkata dalam hati.

"tu va bien?" (kamu baik - baik saja) tanya Audrey, membuyarkan lamunanku. aku tergagap. "ah! iya!" sahutku sambil tersenyum aneh. aku mendesah lagi. tidak tahu kenapa, akhir - akhir ini aku sangat suka mendesah. ah... benar - benar deh...
aku kembali menatap layar di hadapanku sambil menunggu Audrey menghabiskan hidangan pencuci mulutnya - crepes dengan gula. tak beberapa lama kami sudah berjalan menuju sebuah pub tak jauh dari restauran dimana kami menghabiskan makan malam kami. tempat ini terlihat cozy, kami mencari tempat duduk dan akhirnya kami memilih duduk di dekat pintu - sebuah pilihan yang salah, karena kami selalu merasakan hawa dingin setiap kali pintu tersebut dibuka dan terkadang orang lupa utk menutupnya kembali. aku menyeruput segelas coca di hadapanku. aku melirik seorang pria yang tengah menatapku. tapi aku tidak peduli. kubuang pandanganku. Aku mengangguk - anggukkan kepalaku mengikuti irama musik, berusaha menikmati irama musik malam itu. berusaha menikmati ajeb - ajeb keduaku di Prancis ini. namun aku kurang menikmatinya - menikmati alunan musik yang terdengar kencang di kupingku. hingga membuatku harus mengulang perbincanganku dengan Audrey berulang kali. beginilah nasibku - sudah logat Prancisku terlihat aneh, suara musik yang kencang ini membuatku makin terlihat bodoh. pfffuuiihh...
"hey! il a dit bonsoir a toi, Kanthy!" (hey, dia mengucapkan selamat sore padamu, Kanthy!) ucap teman Audrey.
"ha?" ucapku bodoh.
"t'a pas entendu?" (kau tidak dengar?). ucapnya lagi. aku menggeleng dengan muka bodoh. aku berbohong. aku mendengarnya. tapi aku tidak peduli.
"laisser tomber, il est pas beau!" (cuekin aja, dia ga cakep ini!) sahutnya sambil tertawa merendahkan. aku tersenyum.
aku melihat beberapa lelaki ganteng dan berotot - so hot! tapi aku tidak punya hasrat sama sekali. tidak ada hasrat untuk mencuri perhatian mereka, karna aku tahu itupun akan berakhir dengan percuma - karna aku tidak melalukan seks sebelum menikah. jadi, berkenalan dengan mereka pun percuma. huh... aku mereguk kembali coca di dalam gelasku.pikiranku kembali
melayang. ah! sungguh menyebalkan! beginilah wanita,, lebih menggunakan hatinya daripada otaknya. percuma memikirkan lelaki itu sementara aku bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik, hanya saja mencarinya itu yang tidak mudah. kami bertiga hanya duduk, padahal aku berniat untuk turun dan menari - hanya saja aku malas jika melakukannya sendirian, karna aku takut akan ada lelaki yang menghampiriku dan mengajakku menari. Audrey menyenggol bahuku dengan bahunya "tu veux danser?" (kau ingin menari?) aku tersenyum, "ah.. non.." (ah, tidak..) jawabku dengan malas. kami menunggu hingga tempat ini agak penuh baru turun untuk menari. kami menunggu namun musik yang disetel tampak tidak asik. kami bertiga terlihat malas dan
akhirnya Audrey berdiri dan menyilangkan tangannya - temps mort! (waktunya habis!) itu berarti kami berhenti untuk menunggu dan segera pergi dari club tersebut. "c'est nul!" (payah!) ucap Audrey sambil membuang nafasnya dan memanyunkan bibirnya, sangat ekspresif, tipikal orang2 prancis yang selalu mengekspresikan diri. kami masuk ke dalam mobil dan segera pergi dari tempat tersebut. aku pikir kami akan segera menuju rumah - pulang, dan tidur. namun ternyata Audrey membelokkan mobilnya dan mencari club lainnya. "olala..." ujarku dalam hati. orang - orang ini benar - benar niat untuk menari, rupanya!. yep, akhirnya kami menemukan sebuah club yang lumayan ramai. kami mencari tempat parkir yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk. untuk masuk kami harus membayar 12€, dan dari luar, aku rasa tempat ini lumayan. untung saja Audrey yang membayar tiket masuk untukku, jadi aku bisa menyimpan uangku dan menggunakannya untuk membeli kartu telepon dan celana jeans baru - jeans terakhir yang aku beli di Paris, retsletingnya rusak dan aku terpaksa membuangnya, karna harga untuk membetulkan celana itu juga lumayan mahal, jadi lebih baik aku membeli yang baru. uh, padahal aku menyukai celana jeans tersebut, tapi ya, sudahlah...

kami memasuki ruangan yang dipenuhi cahaya berkedip - kedip itu sambil mencari tempat yang lowong untuk kami bertiga. aku mengamati sekelilingku. tidak ada yang aneh, kepalaku bergerak mengikuti irama musik. namun, lama - lama kami merasakan keanehan dan kami saling berpandangan, aku merasa aku mengenal musik ini - musik yang sangat aku hapal di negara asalku, musik ini mengingatkanku pada musik... astaga, musik dangdut!!! ahahahaahha... aku tertawa dan menari sambil menggoyangkan pinggulku dengan gemulai. aku memutar tubuhku, mencoba mengikuti goyangan Dewi Persik namun tentu saja aku tidak semahir dirinya.
lama - lama aku merasa lelah dengan musik yang sama dan juga goyangan yang sama. aku menatap Audrey yang menari di hadapanku. Wajahnya tampak tidak asik. jelas, dia tidak dapat menyembunyikan rasa tidak sukanya. dia lelah - lelah karna menemukan club yang salah. akhirnya dia memilih mengorder minum dan memesan minuman - yang aku tidak tahu namanya, tapi sepertinya enak, sementara aku meneguk gelas cocaku. rupanya club yang kumasuki ini merupakan club yang menjadi idola orang orang yang berasal dari negara negara middle east. pantas saja aku merasa mengenal musik ini dan merasa tidak asing dengan goyangan pinggul mereka. kedua wanita Prancis dihadapanku ini tampak malas dan menggerutu. akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, benar - benar pulang. lelah, ingin menghabiskan akhir pekan dengan bersenang - senang tapi ternyata malah lelah menemukan 2 club yang salah dalam satu malam. akhirnya kami memutuskan untuk pulang, ya, benar - benar pulang dan segera menyatu dengan tempat tidur masing - masing. sungguh sebuah pengalaman yang unik. aku tersenyum, dan menutup kedua kelopak mataku. inilah pengalaman keduaku menghabiskan akhir pekan dengan berajojing ria - yang berakhir dengan tidak indah, brakhir dengan keletihan - bukan letih karena menari - namun letih karena menemukan dua tempat yang salah dalam 1 malam yang sama dan, berakhir dengan kekecewaan...
bboooff... aku sih tidak peduli, karena aku tidak mengeluarkan speser uangpun malam ini,
dan aku tidak peduli karena aku bukan penggemar kehidupan malam.

vendredi 27 mars 2009

WHEN I COME INTO THIS WAY

0

IM STILL STANDING HERE,, IN A ROOM THAT FULL OF MY BELONGING THINGS.
IM LOOKING SURROUND ME,, ITS FEEL SO HARD TO KEEP THEM ALL INTO MY LUGGAGE. IM TRYING MY HARD TO MAKE THEM ENJOY THE PLACE A GAVE THEM INTO MY LUGGAGE. BUT THEY TRYING THEIR BEST TO ESCAPING THEIR SELF FROM IT. MY LUGGAGE SCREAMING,, HE CANT STAND ANYMORE WITH ALL THE THING I PUT INSIDE.

I HOLD MY BREATH. TRYING TO FIND A WAY TO BRING THEM ALL WITH ME.
I ONLY HAVE 2 HANDS, 2 FOOTS, AND A BRAIN TO THINK SMART HOW TO BRING THEM. IM CONFUSED. I MESSING UP MY HAIR AND SCRATH IT. "AHA!"
FINALY, I SAT UPSIDE MY LUGGAGE, I JUMPED, AND I TRYING TO CLOSE IT.
AND... I SREAMED,, "YEA!!!" WITHOUT ANY REBELION, THEY ALL LOCKED INSIDE MY "Mr. LuGGAGE". IM SMILING,, I WAS SWEATING,, I TOOK MY TOWEL AND I CLEANING MY FACE FROM THE SWEAT THAT HURTing MY EYES.

"PPFFFUUIIIHH..." FINALY I FINISHED ALL THIS SHIT. IM LOOKING AROUND,,SUDDENLY I FEEL SO HARD TO LEAVE THIS PLACE. I SAT ON MY BED. I TOUCH THE BEDCOVER SADLY. I TOUCH MY CAMERA. MY CAMERA THAT I BOUGHT IN HERE, THE CAMERA THAT MADE ALL OF MY NICE MEMORY AS LONG AS IM HERE. I SAW ALL THE PICTURES INSIDE. I FEEL WANNA CRY, I FEEL SAD, I FEEL DISSAPOINTED, I FEEL ALONE...

EVEN I MISs HOME BADLY,, EVEN I REALLY WANNA MEET MY FAMILY SOON & HUG THEM,, BUT STILL.. ITS NOT EASY TO LEAVE THIS PLACE,, LEAVE A PLACE THAT TOUGHT ME SO MANY THINGS... SO MANY THINGS THAT CHANGE MY MIND,, SO MANY THINGS THAT MADE ME FEEL THIS WAY,, SO MANY THINGS...
IM SO AFRAID TO LEAVE... MAYBE IM AFRAID IF SOMEDAY I CANT BACK HERE AS I WAS PLANNING BEFORE OR MAYBE IM AFRAID IF I BACK HOME NOW,,
EVERYTHING THAT I HAVE BEFORE WILL NEVER BE THE SAME
...
IM AFRAID OF CHANGING,, IM AFRAID TO FACE THE RISK IT MIGHT BE...
IM AFRAID... IF I CANT HAVE WHAT I WANT...
IM AFRAID... SO I JUST WANTING WHAT I HAVE...


I IMAGINE IM TAKING A WALK IN THE BEACH WITH THE FOOT NAKED
AND THE SUMMER BREEZE PLAYING MY HAIR...
IM RUNNING AFTER THE WAVE,, IM BREATHING EASILY...
IM RUNNING,, RUNNING UNTIL THE WATER TOUCH MY LEG...
IM TRYING TO CATCH THE SUNSET...
FINALY I SWIM WITH THE FISH,
IM DANCING WITH THE WAVE,, IM SINGING WITH THE WIND...
WHEN THE CLOUD SMILING AND COVERING THE SUN,,
UNTIL THE PRINCESS OF THE NIGHT COME,,
SHE SMILING AT ME,, SHE INVITED ME TO DANCE WITH THE STARS,
TO SING WITH THE MELODY,
WHEN THEY SHINING UP HIGH LIKE A DIAMOND IN THE SKY

I TAKE A DEEP BREATH,, I OPEN MY ARMS,, I CLOSED MY EYES,,
AND I SINGING... SINGING IN THE NAME OF MY LORD,
SINGING FOR ALL THE THINGS I HAD IN THIS LIFE,,,

SUDDENLY I FELT COLD. I WALK BACK AND LYING IN THE SANDS,,
IM WATCHING THE STARS WHILE THEY DANCING..
I TRIED TO TOUCH THEM,, BUT THEY SEEMS TOO FAR AWAY...
BUT THEIR LIGHT GET INTO MY HEART,,
THEY SHINING IT,, TRYING TO MAKE IT WARM...

SUDDENLY I HEAR A SOUND CALLING OUT MY NAME AND I BACK TO REALITY. IM STILL IN MY ROOM. STILL TRYING TO IMAGINE HOW TO BRING THEM ALL IN MY HANDS...
AND,, FINALLY I THROW AWAY SOME OF MY WINTERS CLOTHES, NOT THROWING THEM AWAY - BUT GIVE THEM TO EVERYONE WHO NEED IT. AND I SMILED,, WELL,, 2 BAGS LEFT. - WHAT SHOULD I DO WITH THEM???

I FEEL UPSET,, AND I SENT EMAIL TO MY SISTER. DONT KNOW WHAT TO DO,,
IN FACT IM NOT YET KEEP MY LAPTOP INSIDE MY RANSEL BAG.
I FEEL ANGRY. I FEEL SAD,, I FEEL UPSET AGAIN.
AND FINALY I DECIDED TO PRINT MY ELECTRONIC TICKET.
IM SMILING, A SAD SMILE, AN HAPPY SMILE...
BUT STILL FEEL HESITATE INSIDE,,
HESITATE ABOUT MY NEXT STEP,,
INSECURE ABOUT THE THING I'LL DO LATER

IM LOOKING INTO THE CEILING,, I TAKE MY PRAY,,
I WISH EVERYTHING THAT I DO IS IN THE RIGHT WAY...
I HOPE THIS WAY WILL BRING ME TO THE RIGHT PATH...

FOR ALL THE THINGS I'VE BEEN DOING IN HERE,,
FOR ALL THE DREAMS I MADE FOR...
FOR ALL THE HOPE I KEEP INSIDE...
FOR ALL THE WILL I ALWAYS HAVE...

MENGEJAR MATAHARI FOR THE NEW SUNRISE

3

disini aku berada. si bapak mengantarku sampai stasiun Pasteur. duh, kenapa ga sekalian sampai di Gare du Lyon aja sih??? yah itung-itung klo mau berbuat baik tolong di niatkan...
toh ini adalah terakhir kalinya aku akan merepotkan dirinya,, setelah selama ini Maya merepotkan diriku dengan segala "kebiadabannya" padaku.

Dengan penuh semangat yang tersisa - karna tidak ada yang membantuku, dengan barang-barangku yang berat amat sangat ini, dan dengan hati yang teramat berat ini pula, segera akan kutinggalkan Paris. kunaiki metro yang penuh sesak dengan orang-orang berada d dalamnya. Tentu saja keberadaanku dan barang bawaanku yang teramat berat ini merepotkan orang-orang yang hendak keluar masuk metro. tak lama kemudian, aku sampai juga di Bercy. aku akan mengganti kereta ke line 14, jurusan St. Lazzare, menuju Gare de Lyon, yang hanya berjarak 1 stasiun dari Bercy. ya, hanya berjarak 1 stasiun, namun sepertinya cukup membuatku kehilangan berat badan dengan cepat hanya dengan membawa tentenganku ini. aku berusaha mengangangkat koper berat tersebut menaiki tangga - tidak ada yg membantuku. aku sendirian. tiba-tiba ada seorang ibu baik hati yang menawarkan bantuannya padaku. sungguh aku merasa mendapatkan surga kecil untuk beberapa menit. dia membantuku dengan tulus, dan akupun mengucapkan terima kasih dengan penuh rasa syukur. untung saja aku melihat sebuah lift. segera kunaiki lift tersebut dengan terburu-buru kutarik koper besarku - aku tidak ingin dia terjepit diantara pintu lift. dan dalam beberapa detik aku sudah sampai. pintu lift terbuka dan aku mencari tempat duduk. ya, aku butuh beristirahat sejenak. sebuah kereta melintas d hadapanku, tapi aku tidak peduli, aku menunggu kereta selanjutnya saja sambil melepas lelah. toh aku masih memiliki 1 jam 16 menit.
dan toh hanya 1 stasiun saja dari sini. aku menarik nafas, dan bersiap untuk menaiki kereta berikutnya. dan.. la voila!!! keretaku datang dan lenyaplah aku bersamanya menuju Gare du Lyon.


Tubuh asiaku seakan lenyap dalam kerumunan orang orang berkulit putih, hitam, coklat, dan semuanya itu menyatu dalam kerumunan padat d stasiun Gare du Lyon. mereka semua menanti dengan sabar kereta yang akan membawa mereka ke tujuan masing - masing. tapi, aku tidak sabar. terlalu tidak sabar utk cepat berlalu dari tempat ini, dengan tas ransel yang sangat berat memelukku dari belakang, kutarik koper berat yang juga d gantungi tas tanganku. dengan peluh menari nari di wajahku, penuh ketabahan aku membawa mereka semua. aku berhenti sejenak. Dadaku berdegup kencang dan sedikit rasa takut, aku menarik selembar kertas dari dalam tas selempang kecilku. aku membacanya sejenak, berkali - kali kucocokkan informasi yg kubaca dengan keterangan yang ada di sebuah papan. kereta TGV yang akan membawaku ke Marseille berada di zona oren. "ppfffuuiihh..." dengan sedikit kesal aku menggerutu dan mulai menarik kembali koperku. Namun, koper besar itu sedikit membandel, berjalan meliuk -liuk dia mengganggu orang-orang di sekitarku, dan dengan sesal aku meminta maaf karena koperku dengan bandelnya berusaha memotong jalan mereka. aku mendesah. aku berhenti sejenak. aku mengganti arah hingga koperku berada d depanku, dan kudorong lagi. kini aku sudah berada di zona oren. aku mengamati papan pengumuman, dan dengan seksama aku memperhatikan kembali jadwal kereta TGVku. akhirnya aku memutuskan utk bertanya pada bagian informasi. kuamati seorang lelaki setengah baya yg sedang melayani seorang bapak tua.
ku tunggu dengan sabar, akhirnya aku bertanya kepada lelaki tersebut dengan bahasa asing yang membuat lidahku terguling-guling. Dia bilang aku harus menunggu.Ssabar. Lelah, akhirnya aku menurunkan tas ranselku, dan menatap kesekelilingku. beberapa lelaki menatapku. mungkin mereka berusaha menebak dari negara Asia mana aku berasal. atau mungkin juga mereka penasaran melihat barang-barang bawaanku yang banyak dan berat amat sangat. aku mengamati kembali papan informasi. eh la voila!!! aku menuju lorong 19, dimana kereta TGV dengan hidung mancungnya menyambutku. aku menarik koperku diantara gerombolan orang-orang yang dengan penuh semangat ingin segera menaiki kereta tersebut. lagi-lagi, antrian tersendat. ada beberapa petugas yg memeriksa tiket kami. aku menyiapkan tiketku - yang sudah tidak berbentuk. aku tertawa dalam hati. dengan kerepotan yang amat sangat, kuberikan tiketku pada seorang petugas. dia menatap tiketku dengan mengerutkan dahi. namun tampaknya dia mengerti akan segala kerepotanku dan dahiku yang berpeluh. dia memeriksa tiketku dengan menggunakan sebuah alat yg memancarkan sinar merah. aku khawatir sebentar lagi dia akan berubah ke wujud asalnya - power ranger, GUNDAM atau apalah, Sementara tubuhku sudah tidak sanggup untuk bertarung dengannya. tapi, ternyata tidak. thx GOD! dengan senyum dia memberikan kembali tiketku dan mengucapkan "bon voyage". aku tersenyum, senyum penuh rasa letih. kutarik kembali koperku. "voiture 17, haut place 78, hufff!!!" dengan letih, aku menghitung jumlah gerbong, hingga gerbong 17, dan kemudian aku memasuki gerbong tersebut. skali lagi aku mendesah. kini aku harus mengangkat koper berat ini ke lantai 2!!! "arrrgghh!!!" ingin rasanya aku menjerit.

tapi untungnya, ada seorang pria baik hati yang membantuku mengangkat koper berat tersebut hingga lantai 2. walaupun aku sempat menolak kebaikan hatinya. dengan rasa lega aku mengucapkan terima kasih. kuletakkan koperku, dan kemudian kucari tempat dudukku. dengan mudah kutemukan dan aku duduk dengan wajah lega. aku duduk menghadap Paris, ini bukan mimpi, aku benar-benar pergi meninggalkan Paris.

di luar, rumah-rumah seolah berlari menuju Paris, padahal akulah yang berlari meninggalkan Paris.
seorang gadis dedepanku mengeluarkan sebuah buku, khas orang-orang Prancis - slalu memengang sesuatu di tangan, dan biasanya itu adalah sebuah buku. aku menarik nafas panjang. aku melirik ke arah kananku. pandanganku tertumpuk pada seorang pria - ganteng! yang juga tengah menatapku. kulirik arah sampingnya, dan dengan manis duduklah tepat disebelahnya - sang kekasih tercinta. sial!!! pria itu mengalihkan pandangannya dariku, dan menyenderkan tubuhnya pada sang kekasih tercinta. aku mendesah, "benar-benar sial!!!" aku menggerutu dalam hati. (bahkan jika dia sendirian pun aku akan tetap menggerutu). aku memejamkan mataku, dan berusaha untuk menidurkan diri. aku tidak ingin terlihat lelah ketika aku sampai di Marseille nanti. aku mendesah (lagi!), kulirik jam tanganku. kuamati detik yang bergerak perlahan k arah kanan. pukul 6.34 sore aku akan sampai di Marseille. aku tidak meragukan jadwal kereta TGV ini. karna aku yakin aku akan tiba tepat pada waktunya. aku tertidur beberapa saat. dan ketika aku membuka mataku, kulihat lelaki yang tadi melirik ke arahku tengah berciuman dengan indahnya, membawa pikiranku melayang kembali ke Paris, melayang padanya, sosok yang aku tinggalkan - karna aku rasa dia tidak peduli sama sekali padaku. bahkan hingga 2 hari menjelang keberangkatanku pun dia sama sekali tidak mengucapkan apapun, bahkan sepatah katapun tidak! "huuff..." sedikit rasa marah menggelora dalam hatiku. aku menatap keluar jendela. matahari sore dengan indahnya mengiringi perjalananku. kukeluarkan kameraku. kamera itu menyala dengan screen saver kami berdua. Kami - aku, dan ... entah siapa dia... dia yang mengacaukan pikiranku. dia yang membuatku marah, dia yang membuatku memutuskan pilihan untuk meninggalkan Paris, setelah aku berjuang untuk bertahan, namun dia seakan tidak peduli. dia yang menghadirkan rasa nyaman itu, dia yang menimbulkan kebimbangan dalam hatiku,, dia yang... kutinggalkan tanpa kata-kata...

aku menelan ludah. Kuamati lagi jam di pergelangan tanganku. Kuamati langit sore yang bersinar seperti sebuah lorong menuju keabadian. aku mendesah. ribuan bertaut dalam asaku, mencari susunan kalimat yang tepat untuk menggambarkan suasana hatiku. Kereta berhenti. aku sudah sampai d Aix-en-Province. dalam 15 menit aku akan sampai di Marseille St. Charles. perjalanan ini memakan waktu 3 jam 20 menit, menurut perkiraanku. aku mengamati orang-orang yang tengah berusaha memasuki kereta modern ini. ada seorang anak kecil yang lucu bersama ibunya memasuki gerbong dimana aku duduk, gadis kecil lucu berwajah khas prancis itu menatapku dengan pandangan penuh rasa ingin tahu. aku tersenyum padanya. dia terus menatapku tanpa berkedip. mungkin dia ingin tahu dari planet mana aku ini berasal. tapi aku tidak peduli. terlalu lelah otakku berfikir dan saat ini yang paling aku butuhkan adalah istirahat yang cukup.

kubenarkan posisi dudukku. leherku pegal dan kulakukan senam kecil untuk melemaskannya, dan secara tidak sengaja aku menangkap tatapan lelaki itu - lelaki yang sempat menatapku - lelaki yang tadi berciuman mesra tanpa peduli akan sekitarnya. aku membuang pandanganku dengan tidak peduli. sudah tidak ada rasa dalam hatiku untuk memikat para pria berkulit putih berotak cetek. sudah puas aku bermain, bermain dalam khayalan dia benar-benar serius denganku. aku teringat ketika kami membuat makan malam bersama. aku teringat ketika kami bermain xbox bersama, aku teringat ketika aku memeluknya dan menangis dalam hati. disaat aku tidak perlu menangis dan hanya berada dalam pelukannya yang membuatku tenang sesaat, walau hatiku dipenuhi keraguan, aku hanya ingin menikmati saat itu. yang aku tahu itu tidak akan pernah abadi. saat yang aku tahu akan segera berakhir. saat itu pasti tiba, ketika aku meninggalkan dirinya. meninggalkan dirinya tanpa kata-kata, dan dia pun hanya terdiam tanpa bicara.

Aku menggeliat. seorang pria berbicara menggunakan pengeras suara, meminta kami untuk bersiap-siap karena kami akan segera tiba di stasiun terakhir, Marseille St. Charles. lagi lagi, aku menghembuskan nafas, menyiapkan tenaga untuk segera bertarung melawan beratnya barang-barang bawaanku. dengan kesusahan aku membawa mereka smua turun, keluar dari dalam kereta dan mendorongnya. kuamati sebuah toko berwarna merah, dengan sebuah tulisah besar berwarna putih dan merah bertuliskan RELAY, dimana seorang pria menjual bermacam-macam biskuit coklat dan permen. ingin rasanya aku membeli sebungkus kitkat. aku menyesal kenapa aku tidak membeli sebuah sandwich ketika masih berada di gare du lyon. "pppffffuuuiihh..." aku mendesah. aku mencari dua tangga besar yang akan membawaku turun. Audrey akan menungguku d bawah tangga, begitu pesannya. aku menuruni tangga mekanik besar itu. kulihat sebuah mesih penjual makanan ringan di sebuah pojok dekat pintu kluar. dengan senyum penuh arti aku menatap sebungkus kitkat. kuletakkan koper d sebelahku, dan kukeluarkan dompet kecil dari dalam tas selempang kecilku. kucari uang receh sejumlah hrga kitkat tersebut. aku mendapatkan sekeping 2€ dalam genggaman tanganku (ya, uang receh seharga 2€! entah seberapa berat uang receh itu jika aku rupiahkan juga dlm bentuk receh). namun tiba-tiba pandanganku beralih pada sebungkus bueno, biskuit berlapis coklat vanilla. huuummmm yummmyyy!!! dengan 2€ di tangan, aku akan mendapatkan 2 bungkus bueno (dalam masa promosi) karna harga sebungkusnya adalah 1€20. kuperhatikan nomor kode untuk Bueno yang harus kutekan. no. 31.
Dengan hati-hati dan berdebar kumasukkan sekeping 2€ kedalam mesin (aku selalu mengalami hal ini jika melakukan transaksi dengan sebuah mesin penjual otomatis) dan kutekan angka 3 dan 1. namun, apa yg kudapatkan bukanlah 2 bungkus bueno, tapi sebungkus permen yupi berbentuk cacing!!! oooooohhhhhh.. nnnnnnoooooooo!!! tidak!!! aku mendengar beberapa keping logam terjatuh dari dlm mesin. rupanya karena tanganku letih dan bergetar, aku memencet angka 3 dua kali, dan itu berarti 33, bukan 31.
yea, aku membeli sebungkus permen yupi seharga 1€70. bagus sekali!!! sungguh sebuah transaksi yang sial!!! lain kali aku akan lebih memilih membeli makanan ringan di toko RELAY ato pergi ke sebuah minimarket atau supermarket!!! dan itu jelas lebih murah ketimbang membeli dari sebuah kaleng besi raksaksa yang tidak menerima kata "undo" atau "cancel"!!!. dengan lemas dan kecewa aku mengambil uang 30 senku dari dalam mesin menyebalkan itu, - yang semestinya dengan 2€ akan berubah menjadi 2 bungkus Bueno,, Aku hendak mengambil kembali sekeping uang receh dari dalam dompet kecilku, ketika ponselku berdering dan Audrey menanyakan keberadaanku. well,, its time to meet dan aku menatap bueno dengan kecewa di dalam mesin dengan pandangan slamat tinggal.

Good bye Paris, good bye someone out there, good bye Bueno, maybe we can meet again someday and you can rest in peace in my stomach, and welcome my new life!!! ^^

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com