vendredi 27 mars 2009

MENGEJAR MATAHARI FOR THE NEW SUNRISE

3

disini aku berada. si bapak mengantarku sampai stasiun Pasteur. duh, kenapa ga sekalian sampai di Gare du Lyon aja sih??? yah itung-itung klo mau berbuat baik tolong di niatkan...
toh ini adalah terakhir kalinya aku akan merepotkan dirinya,, setelah selama ini Maya merepotkan diriku dengan segala "kebiadabannya" padaku.

Dengan penuh semangat yang tersisa - karna tidak ada yang membantuku, dengan barang-barangku yang berat amat sangat ini, dan dengan hati yang teramat berat ini pula, segera akan kutinggalkan Paris. kunaiki metro yang penuh sesak dengan orang-orang berada d dalamnya. Tentu saja keberadaanku dan barang bawaanku yang teramat berat ini merepotkan orang-orang yang hendak keluar masuk metro. tak lama kemudian, aku sampai juga di Bercy. aku akan mengganti kereta ke line 14, jurusan St. Lazzare, menuju Gare de Lyon, yang hanya berjarak 1 stasiun dari Bercy. ya, hanya berjarak 1 stasiun, namun sepertinya cukup membuatku kehilangan berat badan dengan cepat hanya dengan membawa tentenganku ini. aku berusaha mengangangkat koper berat tersebut menaiki tangga - tidak ada yg membantuku. aku sendirian. tiba-tiba ada seorang ibu baik hati yang menawarkan bantuannya padaku. sungguh aku merasa mendapatkan surga kecil untuk beberapa menit. dia membantuku dengan tulus, dan akupun mengucapkan terima kasih dengan penuh rasa syukur. untung saja aku melihat sebuah lift. segera kunaiki lift tersebut dengan terburu-buru kutarik koper besarku - aku tidak ingin dia terjepit diantara pintu lift. dan dalam beberapa detik aku sudah sampai. pintu lift terbuka dan aku mencari tempat duduk. ya, aku butuh beristirahat sejenak. sebuah kereta melintas d hadapanku, tapi aku tidak peduli, aku menunggu kereta selanjutnya saja sambil melepas lelah. toh aku masih memiliki 1 jam 16 menit.
dan toh hanya 1 stasiun saja dari sini. aku menarik nafas, dan bersiap untuk menaiki kereta berikutnya. dan.. la voila!!! keretaku datang dan lenyaplah aku bersamanya menuju Gare du Lyon.


Tubuh asiaku seakan lenyap dalam kerumunan orang orang berkulit putih, hitam, coklat, dan semuanya itu menyatu dalam kerumunan padat d stasiun Gare du Lyon. mereka semua menanti dengan sabar kereta yang akan membawa mereka ke tujuan masing - masing. tapi, aku tidak sabar. terlalu tidak sabar utk cepat berlalu dari tempat ini, dengan tas ransel yang sangat berat memelukku dari belakang, kutarik koper berat yang juga d gantungi tas tanganku. dengan peluh menari nari di wajahku, penuh ketabahan aku membawa mereka semua. aku berhenti sejenak. Dadaku berdegup kencang dan sedikit rasa takut, aku menarik selembar kertas dari dalam tas selempang kecilku. aku membacanya sejenak, berkali - kali kucocokkan informasi yg kubaca dengan keterangan yang ada di sebuah papan. kereta TGV yang akan membawaku ke Marseille berada di zona oren. "ppfffuuiihh..." dengan sedikit kesal aku menggerutu dan mulai menarik kembali koperku. Namun, koper besar itu sedikit membandel, berjalan meliuk -liuk dia mengganggu orang-orang di sekitarku, dan dengan sesal aku meminta maaf karena koperku dengan bandelnya berusaha memotong jalan mereka. aku mendesah. aku berhenti sejenak. aku mengganti arah hingga koperku berada d depanku, dan kudorong lagi. kini aku sudah berada di zona oren. aku mengamati papan pengumuman, dan dengan seksama aku memperhatikan kembali jadwal kereta TGVku. akhirnya aku memutuskan utk bertanya pada bagian informasi. kuamati seorang lelaki setengah baya yg sedang melayani seorang bapak tua.
ku tunggu dengan sabar, akhirnya aku bertanya kepada lelaki tersebut dengan bahasa asing yang membuat lidahku terguling-guling. Dia bilang aku harus menunggu.Ssabar. Lelah, akhirnya aku menurunkan tas ranselku, dan menatap kesekelilingku. beberapa lelaki menatapku. mungkin mereka berusaha menebak dari negara Asia mana aku berasal. atau mungkin juga mereka penasaran melihat barang-barang bawaanku yang banyak dan berat amat sangat. aku mengamati kembali papan informasi. eh la voila!!! aku menuju lorong 19, dimana kereta TGV dengan hidung mancungnya menyambutku. aku menarik koperku diantara gerombolan orang-orang yang dengan penuh semangat ingin segera menaiki kereta tersebut. lagi-lagi, antrian tersendat. ada beberapa petugas yg memeriksa tiket kami. aku menyiapkan tiketku - yang sudah tidak berbentuk. aku tertawa dalam hati. dengan kerepotan yang amat sangat, kuberikan tiketku pada seorang petugas. dia menatap tiketku dengan mengerutkan dahi. namun tampaknya dia mengerti akan segala kerepotanku dan dahiku yang berpeluh. dia memeriksa tiketku dengan menggunakan sebuah alat yg memancarkan sinar merah. aku khawatir sebentar lagi dia akan berubah ke wujud asalnya - power ranger, GUNDAM atau apalah, Sementara tubuhku sudah tidak sanggup untuk bertarung dengannya. tapi, ternyata tidak. thx GOD! dengan senyum dia memberikan kembali tiketku dan mengucapkan "bon voyage". aku tersenyum, senyum penuh rasa letih. kutarik kembali koperku. "voiture 17, haut place 78, hufff!!!" dengan letih, aku menghitung jumlah gerbong, hingga gerbong 17, dan kemudian aku memasuki gerbong tersebut. skali lagi aku mendesah. kini aku harus mengangkat koper berat ini ke lantai 2!!! "arrrgghh!!!" ingin rasanya aku menjerit.

tapi untungnya, ada seorang pria baik hati yang membantuku mengangkat koper berat tersebut hingga lantai 2. walaupun aku sempat menolak kebaikan hatinya. dengan rasa lega aku mengucapkan terima kasih. kuletakkan koperku, dan kemudian kucari tempat dudukku. dengan mudah kutemukan dan aku duduk dengan wajah lega. aku duduk menghadap Paris, ini bukan mimpi, aku benar-benar pergi meninggalkan Paris.

di luar, rumah-rumah seolah berlari menuju Paris, padahal akulah yang berlari meninggalkan Paris.
seorang gadis dedepanku mengeluarkan sebuah buku, khas orang-orang Prancis - slalu memengang sesuatu di tangan, dan biasanya itu adalah sebuah buku. aku menarik nafas panjang. aku melirik ke arah kananku. pandanganku tertumpuk pada seorang pria - ganteng! yang juga tengah menatapku. kulirik arah sampingnya, dan dengan manis duduklah tepat disebelahnya - sang kekasih tercinta. sial!!! pria itu mengalihkan pandangannya dariku, dan menyenderkan tubuhnya pada sang kekasih tercinta. aku mendesah, "benar-benar sial!!!" aku menggerutu dalam hati. (bahkan jika dia sendirian pun aku akan tetap menggerutu). aku memejamkan mataku, dan berusaha untuk menidurkan diri. aku tidak ingin terlihat lelah ketika aku sampai di Marseille nanti. aku mendesah (lagi!), kulirik jam tanganku. kuamati detik yang bergerak perlahan k arah kanan. pukul 6.34 sore aku akan sampai di Marseille. aku tidak meragukan jadwal kereta TGV ini. karna aku yakin aku akan tiba tepat pada waktunya. aku tertidur beberapa saat. dan ketika aku membuka mataku, kulihat lelaki yang tadi melirik ke arahku tengah berciuman dengan indahnya, membawa pikiranku melayang kembali ke Paris, melayang padanya, sosok yang aku tinggalkan - karna aku rasa dia tidak peduli sama sekali padaku. bahkan hingga 2 hari menjelang keberangkatanku pun dia sama sekali tidak mengucapkan apapun, bahkan sepatah katapun tidak! "huuff..." sedikit rasa marah menggelora dalam hatiku. aku menatap keluar jendela. matahari sore dengan indahnya mengiringi perjalananku. kukeluarkan kameraku. kamera itu menyala dengan screen saver kami berdua. Kami - aku, dan ... entah siapa dia... dia yang mengacaukan pikiranku. dia yang membuatku marah, dia yang membuatku memutuskan pilihan untuk meninggalkan Paris, setelah aku berjuang untuk bertahan, namun dia seakan tidak peduli. dia yang menghadirkan rasa nyaman itu, dia yang menimbulkan kebimbangan dalam hatiku,, dia yang... kutinggalkan tanpa kata-kata...

aku menelan ludah. Kuamati lagi jam di pergelangan tanganku. Kuamati langit sore yang bersinar seperti sebuah lorong menuju keabadian. aku mendesah. ribuan bertaut dalam asaku, mencari susunan kalimat yang tepat untuk menggambarkan suasana hatiku. Kereta berhenti. aku sudah sampai d Aix-en-Province. dalam 15 menit aku akan sampai di Marseille St. Charles. perjalanan ini memakan waktu 3 jam 20 menit, menurut perkiraanku. aku mengamati orang-orang yang tengah berusaha memasuki kereta modern ini. ada seorang anak kecil yang lucu bersama ibunya memasuki gerbong dimana aku duduk, gadis kecil lucu berwajah khas prancis itu menatapku dengan pandangan penuh rasa ingin tahu. aku tersenyum padanya. dia terus menatapku tanpa berkedip. mungkin dia ingin tahu dari planet mana aku ini berasal. tapi aku tidak peduli. terlalu lelah otakku berfikir dan saat ini yang paling aku butuhkan adalah istirahat yang cukup.

kubenarkan posisi dudukku. leherku pegal dan kulakukan senam kecil untuk melemaskannya, dan secara tidak sengaja aku menangkap tatapan lelaki itu - lelaki yang sempat menatapku - lelaki yang tadi berciuman mesra tanpa peduli akan sekitarnya. aku membuang pandanganku dengan tidak peduli. sudah tidak ada rasa dalam hatiku untuk memikat para pria berkulit putih berotak cetek. sudah puas aku bermain, bermain dalam khayalan dia benar-benar serius denganku. aku teringat ketika kami membuat makan malam bersama. aku teringat ketika kami bermain xbox bersama, aku teringat ketika aku memeluknya dan menangis dalam hati. disaat aku tidak perlu menangis dan hanya berada dalam pelukannya yang membuatku tenang sesaat, walau hatiku dipenuhi keraguan, aku hanya ingin menikmati saat itu. yang aku tahu itu tidak akan pernah abadi. saat yang aku tahu akan segera berakhir. saat itu pasti tiba, ketika aku meninggalkan dirinya. meninggalkan dirinya tanpa kata-kata, dan dia pun hanya terdiam tanpa bicara.

Aku menggeliat. seorang pria berbicara menggunakan pengeras suara, meminta kami untuk bersiap-siap karena kami akan segera tiba di stasiun terakhir, Marseille St. Charles. lagi lagi, aku menghembuskan nafas, menyiapkan tenaga untuk segera bertarung melawan beratnya barang-barang bawaanku. dengan kesusahan aku membawa mereka smua turun, keluar dari dalam kereta dan mendorongnya. kuamati sebuah toko berwarna merah, dengan sebuah tulisah besar berwarna putih dan merah bertuliskan RELAY, dimana seorang pria menjual bermacam-macam biskuit coklat dan permen. ingin rasanya aku membeli sebungkus kitkat. aku menyesal kenapa aku tidak membeli sebuah sandwich ketika masih berada di gare du lyon. "pppffffuuuiihh..." aku mendesah. aku mencari dua tangga besar yang akan membawaku turun. Audrey akan menungguku d bawah tangga, begitu pesannya. aku menuruni tangga mekanik besar itu. kulihat sebuah mesih penjual makanan ringan di sebuah pojok dekat pintu kluar. dengan senyum penuh arti aku menatap sebungkus kitkat. kuletakkan koper d sebelahku, dan kukeluarkan dompet kecil dari dalam tas selempang kecilku. kucari uang receh sejumlah hrga kitkat tersebut. aku mendapatkan sekeping 2€ dalam genggaman tanganku (ya, uang receh seharga 2€! entah seberapa berat uang receh itu jika aku rupiahkan juga dlm bentuk receh). namun tiba-tiba pandanganku beralih pada sebungkus bueno, biskuit berlapis coklat vanilla. huuummmm yummmyyy!!! dengan 2€ di tangan, aku akan mendapatkan 2 bungkus bueno (dalam masa promosi) karna harga sebungkusnya adalah 1€20. kuperhatikan nomor kode untuk Bueno yang harus kutekan. no. 31.
Dengan hati-hati dan berdebar kumasukkan sekeping 2€ kedalam mesin (aku selalu mengalami hal ini jika melakukan transaksi dengan sebuah mesin penjual otomatis) dan kutekan angka 3 dan 1. namun, apa yg kudapatkan bukanlah 2 bungkus bueno, tapi sebungkus permen yupi berbentuk cacing!!! oooooohhhhhh.. nnnnnnoooooooo!!! tidak!!! aku mendengar beberapa keping logam terjatuh dari dlm mesin. rupanya karena tanganku letih dan bergetar, aku memencet angka 3 dua kali, dan itu berarti 33, bukan 31.
yea, aku membeli sebungkus permen yupi seharga 1€70. bagus sekali!!! sungguh sebuah transaksi yang sial!!! lain kali aku akan lebih memilih membeli makanan ringan di toko RELAY ato pergi ke sebuah minimarket atau supermarket!!! dan itu jelas lebih murah ketimbang membeli dari sebuah kaleng besi raksaksa yang tidak menerima kata "undo" atau "cancel"!!!. dengan lemas dan kecewa aku mengambil uang 30 senku dari dalam mesin menyebalkan itu, - yang semestinya dengan 2€ akan berubah menjadi 2 bungkus Bueno,, Aku hendak mengambil kembali sekeping uang receh dari dalam dompet kecilku, ketika ponselku berdering dan Audrey menanyakan keberadaanku. well,, its time to meet dan aku menatap bueno dengan kecewa di dalam mesin dengan pandangan slamat tinggal.

Good bye Paris, good bye someone out there, good bye Bueno, maybe we can meet again someday and you can rest in peace in my stomach, and welcome my new life!!! ^^

3 commentaires:

  1. Bienvenue a la vie reel, bcp d'obstacles, moins de ravie, mais bonheur tjr est la

    RépondreSupprimer
  2. wah pjalananmu sngt melelahkan skali, tpi tbayar dgn suasana paris yg romantis, ga sprti d indonesia yg penuh dgn kesemrawutan n polusi...
    kata2 lw puitis bgd, gw jdi bsa mbayangkannya...
    dijadiin novel aja tuch... hihi ;)

    RépondreSupprimer
  3. ya thy mnding tuh crita d bukuin aj dehh, psti byk yg bca. klo ga msukin k kemudian.com, d stu tuh blog na para pmbuat crita.. sapa tau lw bs sharing sm yg lain.. i think it's not bad lah.

    RépondreSupprimer

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com